Pages

“Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan soleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam syurga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah telah membuat suatu janji yang benar. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari pada Allah?”
(An-Nisa : 122)

Ratu Segenap Wanita Syurga

Nama : Fatimah Binti Muhammad Gelaran : az-Zahra' 
Nama Timangan: Ummul A'immah
Nama Ayahanda: Muhammad ibn Abdullah
Nama Bonda: Khadijah binti Khuwailid
Nama Suami: Ali ibni Abi Talib
Tarikh Lahir: 20 Jamadil Akhir Tahun Ke-5 Kenabian
Tempat Lahir: Makkah al-Mukarramah
Kembali Ke Rahmatullah: 14 Jamadil Awal Tahun 11 Hijrah
Makam: Pemakaman Jannah al-Baqi', Madinah al-Munawwarah...


Fatima Az-Zahra si cantik ini dilahirkan lapan tahun sebelum Hijrah di Mekkah dari ibunya Sayyidah Khadijah, isteri Nabi saw yang pertama. Fatima ialah puteri yang keempat, sedang yang lainnya: Zainab, Ruqaya, dan Ummi Kalsum.

Fatima dibesarkan di bawah asuhan ayahandanya, guru dan dermawan yang terbesar bagi umat manusia. Tidak seperti anak-anak lainnya, Fatima mempunyai pembawaan yang tenang dan perangai yang agak melankolis. Ajaran, bimbingan, dan aspirasi ayahandanya yang agung itu membawanya menjadi wanita berbudi tinggi, ramah-tamah dan tahu mana yang benar.

Fatima, yang sangat mirip dengan ayahnya, baik rupa muka mahupun dalam hal kebiasaan yang sifat solehah, adalah seorang anak perempuan yang paling disayang ayahandanya dan sangat berbakti terhadap Nabi saw setelah bondanya meninggal dunia. Dengan demikian, dialah yang sangat besar jasanya mengisi kekosongan yang ditinggalkan bondanya.

Pada beberapa kesempatan Nabi Muhammad SAW menunjukkan rasa sayang yang amat besar kepada Fatima. Suatu saat Beliau berkata, "Wahai Fatima, Allah tidak suka orang yang membuat kau tidak senang, dan Allah akan senang orang yang kau senangi."

Juga Nabi dikhabarkan telah berucap: "Fatima itu anak saya, siapa yang membuatnya sedih, bererti membuat aku juga menjadi sedih, dan siapa yang menyenangkannya, bererti menyenangkan aku juga."

Ummul Mukminin Sayyidah Aisyah al-Humaira', isteri Nabi saw tercinta pernah berkata, "Saya tidak pernah berjumpa dengan susuk peribadi yang lebih besar daripada Fatima, kecuali keperibadian ayahandanya."

Atas suatu pertanyaan, Aisyah menjawab, "Fatima-lah yang paling disayang oleh Nabi."

Saidina Abu Bakar dan Umar r.a. keduanya berusaha agar dapat menikah dengan Fatima, tapi Nabi saw berdiam saja. Ali r.a. yang telah dibesarkan oleh Nabi sendiri, seorang pemuda yang padanya tergabung berbagai sifat kemuliaan, bersifat kesatria dan penuh keberanian, kesolehan, dan kecerdasan, merasa ragu-ragu mencari jalan untuk dapat meminang Fatima. Karena dirinya begitu miskin. Tetapi akhirnya ia memberanikan diri meminang Fatima, dan langsung diterima oleh Nabi saw. Ali r.a. menjual kwiras (pelindung dada dari kulit) miliknya yang bagus. Kwiras ini diperolehinya pada waktu Perang Badar. Ia menerima 400 dirham sebagai hasil penjualan, dan dengan wang itu ia mempersiapkan upacara pernikahannya. Upacara yang amat sederhana. Agaknya, maksud utama yang mendasari pernikahan itu dengan kesederhanaa, ialah untuk mencontohkan kepada para Muslimin dan Muslimah perlunya merayakan pernikahan tanpa besar-besaran dan membazir.

Fatima hampir berumur lapan belas tahun ketika menikah dengan Ali. Sebagai mahar dari ayahnya yang terkenal itu, ia memperoleh sebuah tempat air dari kulit, sebuah kendi dari tanah, sehelai tikar, dan sebuah batu gilingan jagung.

Kepada puterinya Nabi berkata, "Anakku, aku telah menikahkanmu dengan laki laki yang kepercayaannya lebih kuat dan lebih tinggi daripada yang lainnya, dan seorang yang menonjol dalam hal moral dan kebijaksanaan."

Kehidupan perkahwinan Fatima berjalan lancar dalam bentuknya yang sangat sederhana, gigih, dan tidak mengenal lelah. Ali bekerja keras tiap hari untuk mendapatkan nafkah, sedangkan isterinya bersikap rajin, hemat, dan berbakti. Fatima di rumah melaksanakan tugas-tugas rumah tangga; seperti menggiling jagung dan mengambil air dari telaga. Pasangan suami-isteri ini terkenal soleh dan dermawan. Mereka tidak pernah membiarkan pengemis melangkah pintunya tanpa memberikan apa saja yang mereka punyai, meskipun mereka sendiri masih lapar.

Sifat penuh perikemanusiaan dan murah hati yang terlekat pada keluarga Nabi tidak banyak tandingannya. Di dalam catatan sejarah manusia, Fatima az-Zahra terkenal kerana kemurahan hatinya.

Pada suatu waktu, seorang dari suku bani Salim yang terkenal dengan ilmuan sihir datang kepada Nabi, melontarkan kata-kata makian. Tetapi Nabi menjawab dengan lemah-lembut. Ahli sihir itu begitu hairan menghadapi sikap luar biasa ini, hingga ia memeluk agama Islam. Nabi lalu bertanya: "Apakah Anda berbekal makanan?" Jawab orang itu: "Tidak." Maka, Nabi menanyai Muslimin yang hadir di situ: "Adakah orang yang mahu menghadiahkan seekor unta kepada tetamu kita ini?" Mu'ad ibn Ibada menghadiahkan seekor unta. Nabi sangat berkenan hati dan melanjutkan: "Barangkali ada orang yang boleh memberikan selembar kain untuk penutup kepala saudara seagama Islam?" Kepala orang itu tidak memakai tutup sama sekali. Sayyidina Ali langsung melepas serbannya dan menaruh di atas kepala orang itu. Kemudian Nabi minta kepada Salman untuk membawa orang itu ke tempat seseorang saudara seagama Islam yang dapat memberinya makan, karena dia lapar.

Salman membawa orang yang baru masuk Islam itu mengunjungi beberapa rumah, tetapi tidak seorang pun yang dapat memberinya makan, kerana waktu itu bukan waktu orang makan.

Akhirnya Salman pergi ke rumah Fatima, dan setelah mengetuk pintu, Salman memberi tahu maksud kunjungannya. Dengan air mata berlinang, puteri Nabi ini mengatakan bahwa di rumahnya tidak ada makanan sejak sudah tiga hari yang lalu. Namun puteri Nabi itu enggan menolak seorang tetamu, dan tuturnya: "Saya tidak dapat menolak seorang tetamu yang lapar tanpa memberinya makan sampai kenyang."

Fatima lalu melepas kain kerudungnya, lalu memberikannya kepada Salman, dengan permintaan agar Salman membawanya barang itu ke Shamoon, seorang Yahudi, untuk ditukar dengan jagung. Salman dan orang yang baru saja memeluk agama Islam itu sangat terharu. Dan orang Yahudi itu pun sangat terkesan atas kemurahan hati puteri Nabi, dan ia juga memeluk agama Islam dengan menyatakan bahwa Taurat telah memberitahukan kepada golongannya tentang berita akan lahirnya sebuah keluarga yang amat berbudi luhur.

Salman balik ke rumah Fatima dengan membawa jagung. Dan dengan tangannya sendiri, Fatima menggiling jagung itu, dan membakarnya menjadi roti. Salman menyarankan agar Fatima menyimpan beberapa buku roti untuk anak-anaknya yang kelaparan, tapi dijawab bahawa dirinya tidak berhak untuk berbuat demikian, karena ia telah memberikan kain kerudungnya itu untuk kepentingan Allah.

Fatima dianugerahi lima orang anak, tiga putera: Hasan, Husein, dan Muhsin, dan dua puteri: Zainab dan Umi Kalsum. Hasan lahir pada tahun ketiga dan Husein pada tahun keempat Hijrah. Muhsin meninggal dunia waktu masih kecil.

Fatima merawat luka Nabi sepulangnya dari Perang Uhud. Fatima juga ikut bersama Nabi ketika merebut Mekkah, begitu juga ia ikut ketika Nabi melaksanakan ibadah Haji Wada' pada akhir tahun 11 Hijrah.
Dalam perjalanan haji terakhir ini Nabi jatuh sakit. Fatima tetap mendampingi beliau di sisi tempat tidur. Ketika itu Nabi membisikkan sesuatu ke telinga Fatima yang membuat Fatima menangis, dan kemudian Nabi membisikkan sesuatu lagi yang membuat Fatima tersenyum. Setelah Nabi wafat, Fatima menceritakan kejadian itu kepada Aisyah. Ayahnya membisikkan berita kematiannya, itulah yang menyebabkan Fatima menangis, tapi waktu Nabi mengatakan bahwa Fatima-lah orang pertama yang akan berkumpul dengannya di alam baka, maka fatima menjadi bahagia.

Tidak lama setelah Nabi wafat, Fatima meninggal dunia, dalam tahun itu juga, enam bulan setelah Nabi wafat. Waktu itu Fatima berumur 28 tahun dan dimakamkan oleh Ali di Jannah al-Baqi' di Madinah. Fatima telah menjadi simbol segala yang suci dalam diri wanita, dan pada konsepsi manusia yang paling mulia. Nabi sendiri menyatakan bahwa Fatima akan menjadi "Ratu segenap wanita yang berada di Syurga."